13 Maret 2010

Ahmad Dhani di Tuduh Menjiplak Lagu

Pencipta lagu, Ahmad Dhani, mengatakan, ada kabar beredar bahwa seorang pengamat musik senior Indonesia telah menudingnya menjiplak lagu karya Michael English dan lagu ciptaan Sergio Mendez. Bagi Dhani, tuduhan tersebut menggelikan. Ia juga menyayangkan tudingan itu.

"Seperti isu yang berjalan bahwa ada pengamat musik senior yang menuduh saya menjiplak lagu Michael English dan lagu Sergio Mendez," ungkap Dhani dalam jumpa pers di kediamannya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu (10/3/2010).

Lagu-lagu yang dimaksud adalah "Real Life" (Sergio Mendez) dan "Do You Believe in Love". Bagi Dhani, tudingan itu bukanlah masalah. "Saya sih enggak masalah mereka menuduh. Saya baik-baik saja," ujar bos rumah produksi dan manajemen artis Republik Cinta ini. "Cuma, sayangnya, kok ada tokoh senior yang menuduhkan itu ke saya," ucapnya. "Sangat menggelikan, saya dituduh seperti itu," ucap Dhani lagi.

Dhani menekankan bahwa ia tidak menjiplak. Dia sudah memiliki izin resmi dari publisher yang bersangkutan untuk menyadur "Real Life" menjadi "Cinta Mati II", yang sudah dirilis dengan vokal Mulan Jameela, dan "Do You Believe in Love" menjadi "Cinta Mati III", yang belum dirilis.

"Seperti lagu saya yang kerja sama dengan Chrisye, 'Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada', itu adalah sebuah lagu barat yang liriknya disadur oleh saya. Itu ciptaan Steven Simons. Kami minta izin (perusahaan rekaman) Musica (Studios) karena Chrisye waktu itu (terikat kontrak) dengan Musica, dan saya tidak mencontek. Saya minta izin sadur lagunya," terangnya. "Selanjutnya, untuk lagu 'Do You Believe In Love', kami juga izin dan bayar mahal. Semua sudah sesuai prosedur dan konstitusional," ungkapnya.

Dhani menjamin bahwa pihak perusahaan rekaman, EMI Indonesia, yang memiliki kontrak dengan Dhani dan sejumlah artis musik yang bernaung di bawah manajemen artis Republik Cinta tidak akan membawanya ke hal-hal di luar hukum. "Kami sudah izin. Kalau boleh, baru kami rilis. EMI tidak mungkin merilis sesuatu yang ilegal," tegasnya lagi


kompas.com


Slank Lagukan Krisis Air

Sebagai band yang aktif memperhatikan kondisi di sekeliling mereka, Slank kali ini ikut ambil bagian dalam sebuah kampanye peduli krisis air. Seperti biasanya, Slank tetap menyentil melalui lagu ballad rock. 
Diterangkan oleh Bimbim, penggebuk drum Slank, yang bersama rekan-rekan nge-band-nya mengadakan jumpa pers di "markas" Slank, Gang Potlot III, Jakarta Selatan, Rabu (10/3/2010), Indonesia tahun ini ambil bagian dalam Live Earth Run for Water, kampanye peduli krisis air dunia, termasuk Indonesia, yang diadakan oleh Live Earth, sebuah organisasi dunia peduli lingkungan yang menggunakan kekuatan hiburan dalam menjalankan misi. "Indonesia merasa penting untuk menjaga dunia dan, kalau mau bicara musik di Indonesia, mau enggak mau ya bicara Slank," kata Bimbim.
Pada 18 April mendatang, di Garuda Wisnu Kencana (GWK), Jimbaran, Bali, akan digelar sebuah konser besar dalam rangka kampanye itu. Slank, yang terdiri dari Bimbim, Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar), dan Ivanka (bas), dipilih oleh Live Earth untuk menjadi salah satu juru kampanye tersebut dan tampil dalam konser itu. "Campaign ngajak orang supaya care sama air, ini lebih ke save for the water, seperti lingkungan mata air, air tanah yang mulai kotor," papar Bimbim.
Caranya? "Jangka pendeknya, kami bikin lagu 'Krisis Air' dan menyanyikannya pas campaign di Garuda Wisnu Kencana, Bali 18 April nanti. Jangka panjangnya, hasil ring back tone (RBT) 'Krisis Air' ini kami sisihkan untuk Live Earth untuk membuat instalasi air bersih," paparnya lagi.
Agar pesan dalam kampanye tersebut mudah disampaikan dan dicerna, Bimbim dan Kaka mengemas lagu yang dicipta oleh mereka dengan ballad rock. "Lebih ke ballad rock, enggak sweet tapi ballad, karena biasanya untuk campaign lagu ballad cepat nyampe," alasan Bimbim. "Kalau anti-korupsi itu lebih nge-rock, lebih berani. Tapi, kalau buat campaign ini, ballad," sambungnya.
Tak sebatas berkampanye bersama Slank, secara pribadi Bimbim menganggap kerja sama mengampanyekan kepedulian terhadap krisis air tersebut penting. "Mungkin kita enggak ngeh (sadar) ya. Kita sendiri orang Jakarta enggak sadar air tanah kita sudah banyak mengandung ecoli. Orang Jakarta akhirnya mau minum harus beli air kemasan atau air PAM, sudah enggak kenal lagi air sumur," tutupnya.
Selain Slank, dalam konser itu akan tampil pula, Ully Sigar, Nugie, Dik Doank, Efek Rumah Kaca, Superman is Dead, Sherina, Changcuters, Dwiki Dharmawan, GIGI, Glenn Fredly, God Bless, Vidi Aldiano, Maliq & D'Essentials, Saykoji, Bondan Prakoso & Fade2Black, DJ Anton, ALmost D'va, dan Nima. (C7-09)

kompas.com